Pengujian ini secara tidak langsung dapat dipakai untuk menentukan nilai CBR lapangan dari tanah dasar (sub-grade).
Peralatan Yang Digunakan
- Penumbuk seberat 9,07 kg (20 lb) yang dapat dijatuhkan bebas setinggi 50,8 cm (20 inch), melalui sebuah batang peluncur bergaris tengah 16 mm (5 /8 inch), yang dilengkapi dengan landasan pemukul (anvil).
- Batang penetrasi terdiri dari besi/baja bulat bergaris tengah 16 mm (5/8 inch) sepanjang 90 cm, yang dilengkapi dengan kerucut pada ujungnya.
- Kerucut (conus), yang terbuat dari baja keras dengan sudut puncak 30 serta diameter terbesarnya adalah 2 cm (atau luasnya = 1,61 cm2).
- Alat ukur berupa penggaris dan rol meter dengan panjang 100 cm, dan skala 0,50 cm.
Tata Cara Pengujian DCP
- Gali permukaan tanah pada lokasi pengujian sampai pada kedalaman dimana pengukuran awal nilai CBR akan dievaluasi. Jika pengujian dilakukan pada badan jalan dengan perkerasan, singkirkan semua bahan perkerasan yang ada.
- Letakkan alat DCP secara vertikal, berikan tumbukan awal secukupnya (seating blows), untuk menanamkan ujung kerucut sampai garis tengahnya yang terbesar terletak pada permukaan tanah yang akan diuji.
- Pasang alat ukur dalam posisi vertikal, bersebelahan dengan batang penetrasi di permukaan tanah. Gunakan batas landasan pemukul sebagai datum pengukuran.
- Lakukan penumbukan dengan palu yang dijatuhkan bebas, ukur dan catat kedalaman penetrasi untuk setiap tumbukan. Pekerjaan dilakukan oleh minimal dua orang.
- Apabila jenis tanah yang diuji sangat keras (penetrasi kurang dari kira-kira 0,2 cm/tumbukan), berikan serangkaian tumbukan sebanyak 5 atau 10 kali, kemudian ukur kedalaman penetrasi yang terjadi.
- Percobaan dihentikan apabila telah tercapai keadaan seperti berikut ini:
a. Tidak terdapat penurunan berarti untuk 10 tumbukan terakhir berturut-turut.
b. Kedalaman penetrasi telah mencapai kedalaman/ketebalan lapisan yang hendak dievaluasi.
c. Batang penetrometer telah masuk seluruhnya ke dalam tanah. - Keluarkan alat dari dalam tanah dengan jalan memukulkan palu dengan arah ke atas pada baut pembatas tinggi jatuh (stop nut).
- Akibat dari langkah pada point (7) yang dilakukan secara berulang-ulang, dapat menyebabkan pemanjangan yang nyata dari batang peluncur, sehingga diperlukan
pengecekan setiap kali akan melakukan percobaan, dengan mengatur baut pembatas tinggi jatuh pada posisi yang tepat.
Referensi :
Pedoman untuk Pengumpulan rutin Data Lapangan untuk Desain, Dep.PU, 1989, appendix